Pelonggaran Regulasi China Membuat Lunak ke Jack Ma

[jessicamondong]

Pada tahun 2020, pemerintah China telah melakukan serangan besar-besaran terhadap industri teknologi yang mengakibatkan potensi ekonomi yang hilang mencapai US$ 1 triliun. Namun, saat ini tampaknya pemerintah Beijing mulai memperlakukan raksasa teknologi seperti Alibaba dengan lebih santai. Hal ini berdampak positif pada pergerakan saham China.

Menurut George Efstathopoulos, manajer portofolio di Fidelity International, hambatan regulasi yang dihadapi oleh sektor teknologi dalam dua tahun terakhir telah mengalami pelonggaran.

Pada pekan ini, Alibaba mengumumkan restrukturisasi besar-besaran dengan membagi bisnisnya menjadi enam unit. Juru bicara perusahaan mengatakan bahwa strategi ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan nilai pemegang saham.

Sebelumnya, pada dua tahun lalu, pemerintah China menentang habis-habisan ekspansi perusahaan teknologi yang sudah menjadi dinasti konglomerat. Namun, restrukturisasi Alibaba menunjukkan bahwa pemerintah China telah memberikan persetujuan dan bersikap lebih santai terhadap raksasa teknologi.

Tanda lain dari pelonggaran tersebut adalah kembalinya pendiri Alibaba, Jack Ma, ke China setelah dua tahun kabur karena ditekan oleh pemerintah. Stephen Roach, seorang analis dari Yale University, berpendapat bahwa ini menunjukkan sikap pemerintah yang lebih santai terhadap sektor privat seperti Alibaba.

Pemerintah China mulai melunak terhadap Alibaba dan perusahaan teknologi lainnya karena mereka menyadari bahwa untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sekitar 5% pada tahun ini, mereka memerlukan bantuan sektor swasta, khususnya industri teknologi. Selain itu, persaingan dengan Amerika Serikat dan perlambatan pertumbuhan ekonomi juga membuat China perlu mengambil taktik yang tepat dalam menangani sektor teknologi. Mengekang industri teknologi dalam negeri dianggap tidak masuk akal dalam situasi seperti sekarang.